Hari Audisi itu tiba. Venus mulai merasa deg-degan karena pasti banyak bintang-bintang muda berbakat yang ikur Audisi itu.
Venus menarik nafas dan memandang dirinya di cermin yang ada di kamarnya.
Sesekali Venus merapikan rambutnya dan pakaiannya. Venus tersenyum kecil melihat dirinya di cermin, Venus berfikir kalau nanti Venus lulus Audisi dan bisa menjadi penyanyi terkenal, pasti nggak akan ada fansnya, karena sikap dan sifatnya yang dingin, menjadi seorang publik figur, pasti harus welcome dengan para fans.
***
Venus menyapu seluruh pemandangan kerumunan orang yang sudah bersiap-siap untuk mengikuti Audisi.
Pagi itu Venus datang dengan di temani Davion.
“ Yon, kok gue deg-degan gini ya? Udah deh yon kita balik aja,” keluh Venus patah semangat. “ nggak bisa gitu dong Ven, lo udah setengah jalan, gini doang juga, masa lo kalah sih payah lo!” gerutu Davion,sedikit kesel dengan sikap sahabatnya.
“Gimana kalau kita taruhan?” tantang Davion, “Taruha apaan?” tanya Venus balik, “Gini,kalau lo bisa lolos Audisi,Lo harus traktir gue makan sepuasnya, tapi kalo lo nggak lulus, gue bakal jadi supir lo selama satu bulan, tawaran menarik bukan?” Venus diam sejenak dan akhirnya menyetujui tantangan Davion.
Davion yakin, Venus pasti lolos Audisi, Davion mengakui tampang Venus, style Venus dan juga suaranya, jauh dari kata standar, dan layak jadi seorang publik figur.
“Gue bilang juga apa Ven?!! Lo pasti lulus Audisi!” seru Davion saat Venus lolos sambil membawa kertas bertuliskan GOOD LUCK. “Iya tapi ini baru tahap awal, masih ada lagi masuk 10 besar,5 besar dan terakhir tunggal,” Jelas Venus, “Udah percaya ama gue, lo pasti lolos, ok? Tenang gue bakal temenin lo sampai Audisinya kelar” mereka duduk dan menunggu sampai terpilih penyanyi yang akan diasa bakatnya.
Setelah Audisi selesai, Davion langsung menagih janjinya, dan kedua mahasiswa ini pun berjalan meninggalkan tempat Audisi, dan mencari Restoran yang diinginkan Davion.
***
Pagi itu Venus ke kampus masih seperti biasa dengan motor hijau hitam dan tas gitar dipunggungnya, dengan gaya yang cool, Venus berjalan memasuki kelasnya.
Di kelas sudah terlihat Valen menunggunya, saat melihat Venus, Valen langsung tersenyum lebar menyambut kedatangan cowok yang slalu di impikannya itu.
“Aku dengar kamu ikut Audisi bintang berbakat ya ven?” tanya Valen dan tetap tersenyum manis, Venus hanya mengangguk dan duduk di bangkunya. “Wah, hebat gue pasti dukung lo ven!” Valen semangat banget ngedukung cowok pujaan hatinya.
“Venus! Lo liet ini deh,” Davion masuk kelas sambil berlari memberikan sebuah amplop yang berisikan pemberitahuan Audisi kemaren. Kebetulan Om Davion salah satu panitia Audisi kemarin, jadi Amplop itu dititipkan kepada Davion.
“Lo hobby banget ya lari-lari,” Ujar Venus saat Davion tiba di hadapannya, “Maklum gue mantan Atlite,” jawab Davion blagu, “Ya Atlite balab karung,” Ujar Valen, dan Venus pun tersenyum kecil, melihat sahabatnya dan cewek sexy ini, bertengkar nggak ada habisnya setiap kali bertemu.
Venus membuka Amplop tersebut, Venus membacanya, surat itu berisi pembritahuan bahwa dirinya lulus Audisi, dan diminta untuk menghadiri meeting di perusahaan music, membicarakan hal tersebut.
“Gimana Ven?” tanya Davion penasaran, “Iya gimana hasilnya Ven?” tanya Valen yang nggak kalah penasaranya, “Gue disuruh ke perusahaan yang ngadain Audisi, untuk take kontrak,” jawab Venus santai, “Oya?!!” seru Valen dan Davion bersamaan, tanpa sadar Davion dan Valen pelukan, Venus melongo memperhatikan kegirangan Valen dan Davion. Tiba-tiba Valen sadar bahwa dirinya sedang pelukan dengan musuh bubuyutannya, “Eh ngapaen lo meluk-meluk gue?!!” dengan cepat Valen melepaskan pelukannya, Davion juga nggak kalah kagetnya, menyadari dirinya sedang berpelukan dengan cewek yang slalu di panggil miss centil.
“Lo yang meluk gue lebih dulu,” ujar Davion membela dirinya, Valen tidak berkata-kata lagi karena nggak tau siapa sebenarnya yang salah, semua terjadi secara spontan, Valen langsung pamit kelur kelas, karena sedikit malu dengan Venus, Valen melihat senyum Venus tadi saat melihat Valen dan Davion berpelukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar