Kamis, 05 April 2012

“Senang Sesaat”

Hari ini Venus selesai rekaman pertamanya. Venus sangat berterima kasih kepada orang-orang yang sudah mau membantunya, sebenarnya ini bukan menjadi cita-cita Venus, tapi berkat sahabatnya, Venus dapat menjadi orang yang cukup di kenal di masyarakat luas.
Venus melangkahkan kakinya keluar dari studio rekaman dengan terburu-buru. Langkah kakinya begitu besar saat keluar dari pintu utama studio itu.
Dengan cepat Venus mengambil motornya dan langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi, belum sampai keluar gerbang, Venus hampir saja menabrak seorang cewek. Yang tiba-tiba muncul dari arah berlawanan.
Cewek yang memakai kaca mata dan topi itu kaget, dan sampai terjatuh direrumputan, Venus yang juga kaget dengan cepat ngerem motornya. Darah Venus naik seketika,
“Woi!! Kalo jalan pake mata dong! Lo cari mati ya?!” Bentak Venus tanpa turun dari motornya, cewek itu berdiri dan menatap Venus dengan penuh amarah, “Lo yang bawa motor jangan kayak bajaj dong?! Seenaknya ngebut! Lo pikir ini jalan nenek moyang lo?!” ujar cewek itu nggak kalah kasarnya. “Ganti rugi nggak?! Atau lo gue laporin kepolisi,” tambah cewek itu sedikit mengancam. “Polisi? Haha.. lo pikir gue takut, lagian lo nggak kenapa-kenapa, buat apa gue ganti rugi,” cewek itu membersihkan badannya, dengan cepat cewek itu mengambil kunci motor Venus, “Mau apa lo? Kunci lo ada di gue,” Ujar cewek itu memperlihatkan kunci ditanganya, “Balikin nggak kunci motor gue?!” Venus turun dari motornya dan berusha merampas kunci motor yang di pegang cewek itu.
“Lo!! Bener-bener cari mati ya?!” bentak Venus sambil menunjuk kearah muka cewek itu, tatapan mata Venus membuat cewek itu sampai menelan ludah, sedikit deg-degan dan mualai ketakutan. Badannya terasa lemas sampai-sampai cewek itu nggak tau kalau Venus sudah merampas kunci motor yang sejak tadi dipegannya.
Venus kembali menaiki motornya. Tapi cewek itu tetap diam diposisi semula. Venus menatapnya dengan kesal, dengan sangat keras klakson motor Venus mengagetkan cewek itu. Venus kembali menancap gas motornya, dan berlalu dari hadapan cewek itu.

***
Venus memasuki ruang kamar di rumah sakit tempat ibunya di rawat. Disana terlihat adiknya Nicky sedang duduk sambil menyuapi ibunya.
Venus berjalan mendekati tempat ibunya berbaring. Venus tersenyum saat melihat ibunya sudah sedikit membaik.
“Gimana rekaman kamu? Lancar?” tanya mamanya sambil memegang tangan Venus, Venus hanya mengangguk, mamanya sangat memahami sifat dingin putra keduanya ini.
“Eh Ven, lo dapet kiriman nih dari bokap,” ujar Nicky dan memberikan kotak kecil. Venus menggambilnya dan membukanya. Biarpun Venus membenci papanya, tapi dulu Venus begitu dekat dengan papanya, karena sejak kecil, papanya banyak mengajarkannya bermain alat musik, bahkan mengajarkannya banyak hal tentang ilmu Filsafat, dan mengenalkannya beberapa filosof dunia.
Venus membuka kotak itu, kotak kecil itu berisi sebuah Pik gitar berwarna abu-abu. Tapi tidak ada sedikit ekspresi senang dari raut wajah Venus.
Venus kembali memasukan pik gitar itu kedalam kotak, dan memasukan kotak itu kedalam tasnya. Venus duduk di sebalah mamanya yang sedang berbaring.
“Ma, Nicky pamit dulu ya? Mau latihan Taekwondo,” ujar Nicky saat selesai menyuapi mamanya dengan semangkuk sup. “Iya, hati-hati dijalannya sayang,“ pesan mamanya sambil tersenyum.
Saat Nicky berlalu dari hadapan mereka, mamanya memaulai pembicaraanya dengan Venus, memang sih selama ini nggak ada hal buruk terjadi antara Venus dan mamanya, tapi mamanya tidak ingin putranya terus bersikap dingin kesemua orang, bahkan tak jarang Venus slalu bertengkar dengan adiknya, karena sikap dan sifatnya yang sangat dingin.
“Venus,” panggil mamanya dengan lembut, Venus menatap mamanya dengan tenang, tatapan matanya menjawab panggilan mamanya. “ Venus, mama ini udah sering sakit-sakitan, kamu sama adik kamu jangan sering brantem, mama sedih kalau ninggalin kalian dalam keadaan gini, itu sama saja mama gagal mendidik kalian,” jelas mamanya dengan mata mulai berkaca-kaca.
Venus terdiam sejenak dengan kepala tertunduk, “Maafin Venus ma, Venus mohon mama jangan ngomong gitu, Venus nggak mau mama tinggalin Venus, selama ini yang bisa ngertiin Venus hanya mama,” jelas Venus menahan air matanya yang ingin keluar.
Sifat dingin Venus terbentuk semenjak papa dan mamanya bercerai, Venus sangat dekat dengan papanya, tapi Venus sangat menyayangi mamanya, itu sebabnya Venus lebih memilih tinggal bersama mamanya dari pada harus tinggal bersama ayahnya yang kini telah memiliki keluarga baru.
Venus begitu terpukul saat mengetahui perceraian kedua orang tuanya karena ayahnya telah menikah diam-diam dengan rekan kerjanya di kantor. Rasa benci itu benar-benar membuat sikap dan sifat Venus berubah total.

***
Walaupun sekarang Venus sedikit lagi akan menjadi penyanyi terkenal, itu tidak membuat Venus melepas pekerjaanya di cafe yang sudah beberapa tahun menjadi tempat Venus untuk mencari uang tambahan kuliahnya.
Kali ini Venus tidak bernyanyi hanya memainkan gitarnya dengan penuh penghayatan, para pengunjung cafe terutama cewek-cewek, semua pada menggalihkan pandanganya kewajah cowok yang sedang duduk diatas panggung.
Saat permainan gitarnya selesai, Venus membuka matanya, dan menghembuskan nafas pelan. Venus turun dari panggung dan melangkahkan kakinya ke tempat biasa Venus beristirahat. Di tempat duduk itu sudah ada Valen menunggunya, Valen menyambutnya dengan senyum hingga kedua lesung pipinya kelihatan.
Valen memang sangat cantik, Venus akui hal itu, tapi Venus sama sekali tidak tertarik dengan cewek yang sejak dulu ngejar-ngejar Venus. Memang sih Venus bukan satu-satunya cowok keren dikampus, tapi kepribadian Venus yang dingin membuat cewek-cewek penasaran dengan kehidupan Venus, tetapi Venus slalu menganggap cewek-cewek itu hanya teman, nggak lebih dan nggak kurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar