Malam hari Venus duduk di cafe tempat Venus bekerja. Venus duduk sambil menikmati segelas Lemon Tea yang ada dihadapannya. Venus meraih handphonenya.
“Sandra,hmm dia pasti cantik” gumam Venus dalam hati dan tersenyum kecil. Venus membuka fitur Contacnya dan menghubungi sandra.
Tuut.. tuut.. tuut.. setelah beberapa lama kemudian Sandra menjawab telfon dari Venus.
Sepanjang percakapan mereka di telfon, Venus dan Sandra nggak berhenti ngakak. Baru kali ini, Venus bisa tertawa lepas. Seakan bebannya hilang semua, bahkan dia lupa akan kerjaanya, yang harus menghibur pengunjung Cafe.
***
Venus duduk di studio music tempat biasa Venus dan teman-temannya nongkrong. Seperti biasa Venus akan memainkan alat musik, tapi kali ini Venus tidak memainkan gitar, Venus lebih tertarik memainkan piano, dengan alunan music Canon.
Tidak begitu lama jemari Vanus berjalan-jalan disetiap tuts piano tersebut. Venus berbalik dan memandang teman-temanya yang sejak tadi sibuk dengan rokoknya.
Salah satu teman Venus menawarkan sebatang rokok LA menthol, Venus mengambilnya dan membakarnya. Diisapnya hingga mengeluarkan asap dari mulutnya.
Dan untuk kedua kalinya, teman Venus menawarkan sebotol minuman, tapi Venus tidak mengambilnya.
“Ven minum dong, nggak asik banget lo, nggak ngehargain banget,” Ujar salah satu teman Venus yang mulai nggak sadar akibat alkohol.
“Sori, gue lagi nggak pengen minum, jadi hargain juga keputusan gue.” Tegas Venus dengan wajah tenang. Venus berdiri dan meninggalkan studio music, “Nggak asik lo!! Banci!!” teriak teman Venus yang lain, saat melihat Venus meninggalkan mereka dalam studio.
***
Hari ini Venus akan menghadiri undanganya di perusahaan music yang ingin menerbitkannya sebagai penyanyi pendatang baru. Venus datang sendiri ke perusahaan itu, pandangannya menyapu seluruh ruangan di lobby saat Venus memasuki pintu utama perusahaan music tersebut.
Venus berhenti sesaat, dan menarik nafas kemudian membuangnya perlahan-lahan. Salah seorang pegawai di perusahaan music yang juga kebetulan menjadi salah satu panitia pelaksana kegiatan kemarin. Bapak Joe namanya, Pak Joe menghampiri Venus, tanpa basa basi pak Joe langsung membawanya ke ruang pertemuan.
Saat keluar dari perusahaan music, Venus tersenyum, dalam hati Venus ingin semua berjalan lancar.
***
Minggu depan, Venus akan memalui proses rekaman.
“Ven, kata om gue, lo udah taken kontrak ya ama perusahan itu?” tanya Davion saat mereka sedang menyantap steak disalah satu resto di dekat kampus mereka. “Iy, minggu depan, gue rekaman,” jawab Venus seperti biasa dengan raut wajah yang tanpa ekspresi.
“Eh gue cukup penasaran dengan sepupu lo itu?” Ujar Venus beberapa saat setelah mereka terdiam. “Lo ngomong apa barusan?” Davion ingin Venus mengulang perkataanya tadi, “Iy, gue penasaran sama sepupu lo yang namanya Sandra.”
“Sejak kapan lo mulai tertarik lagi sama cewek?”
“Anjrit lo! Lo pikir gue selama ini Moha?!” “hahaha.. gue fikir gitu,” “Udahlah lupain omongan gue tadi,” Ujar Venus sedikit kesal, “Yaelah ngambek, gitu doang juga, iya-iya, lo mau gue bantuin nggak?”
Goda Davion saat Venus mulai ngambek, “Bantuin? Jadian sama sepupu lo?” tanya Venus balik, Davion hanya mengangguk, “Nggak perlu, bukan Venus namanya kalau dalam hal percintaan pake dibantuin,” Ujar Venus dengan gayanya sambil menepuk-nepuk dadanya, “Ok, Gue harap lo bisa taklukin dia, Fighting!!” ucap Davion memberi semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar