Jangan fikir sifatnya yang dingin dan cuek,membuat Venus di jauhi cewek-cewek,tidak sama skali.
“Wess,sejak kapan lo disini?” tanya sahabat Venus yang bernama Davion. “blum lama sih” jawab Venus dan kembali memainkan gitarnya dengan alunan lagu MCR-Disanchanted.
“Eh Ven, lo gue kenalin ke sepupu gue ya,lo mau nggak?” Venus tidak menjawab sama skali dan tetap fokus pada permainan gitarnya tadi. Tapi Davion tetap saja meneruskan pembicaraannya. “Namanya S.A.N.D.R.A, alias Sandra!, lo harus coba Ven , ini cewek nggak biasa!” jelas Davion panjang lebar.
Venus langsung menghentikan permainannya, dan memandang Davion yang lagi duduk dihadapannya.
“So??? Kenapa?” hanya itu tanggapan Venus, “ Yaelaahh.. wooy!! mana playboy lo dulu!? Udah lo buang ke laut! Hahaha..” tanya Davion sedikit bercanda, “Bawa cewek itu ke hadapan gue,” pinta Venus dengan tampang serius, “apa?! Sayang sekali mas bro, dia nggak di jakarta,dia di surabaya,“ jelas Davion lagi dan nyegir nggak jelas, Venus langsung memandanginya dengan tampang yang lumayan kesel, dan langsung berdiri, Venus berjalan ke pintu luar meninggalkan Davion sendirian. “Jiaah ngambek” ucap Davion saat melihat sahabatnya keluar dari studio.
***
Malam hari di kamarnya Venus merebahkan tubuhnya sambil memandangi langit-langit kamarnya.
Tiba-tiba Venus teringat omongan Davion di studio tadi, “Lo harus coba ven, ini cewek nggak biasa,” omongan Davion benar-benar terekam jelas di benak Venus, “Sandra” ujar Venus mengucap nama cewek yang ingin dekenalkan sahabatnya kepada Venus.
Venus menarik nafas dan menutup matanya perlahan, dan belum sampai lima menit Venus langsung berlayar di pulau kapuk.
***
“Venuuuss!! Bangun woy! Mama nelfon nih!” teriak adiknya Nicky membangunkannya,dengan menggedor-gedor pintu kamar kakaknya. Dengan wajah masih males Venus bangun dan membuka pintu kemudian menggambil handphone yang di pegang adiknya.
“Hallo” sapa Venus sambil nguap, “masih ngantuk banget ya? Tegur mamanya “Ayo buruan siap-siap ke kampus, ini udah jam berapa, nanti telat loh, “ ujar mamanya mengingatkan Venus “Iya ma” jawab Venus singkat, “Yasudah jangan lupa sarapan, Love you” mamanya mengakhiri pembicaraan, “Love you too mom” lagi-lagi Venus menguap membalas salam di telfon.
Venus melihat jarum jam di dinding kamarnya, mata Venus langsung terbuka lebar melihat jarum jam sudah menunjukan jam 07:36. Tanpa basa basi Venus berlari kekamar mandi.
Beberapa saat kemudian Venus tlah sampai di kampus dengan slamat dan tanpa telambat. “Huff.. untung Dosen belum masuk” ucapnya dalam hati sedikit legah,karena tidak harus berada di luar saat ujian Finall berlangsung.
Saat ujian selesai, Venus melangkahkan kakinya menuju sebuah taman baca. Venus duduk sendirian sambil mendengarkan alunan lagu dari sebuah Group band kesayangannya.
Lagi-lagi Venus teringat akan omongan Davion. Venus langsung mengambil Handphonenya, dan mengetik beberapa kalimat untuk Davion. Lima menit kemudian Davion tlah sampai di hadapannya.
“Ada apa komandan?!” tanya Davion dengan lagaknya seperti aparat kepolisian. “Gue minta nomer sandara,” ujar Venus tanpa basa basi, “Lo serius? Dengan senang hati,”.
***
Sudah seminggu nomer itu berada di handphonenya, tapi Venus belum juga menghubunginya.
Venus duduk disalah satu meja yang ada di Cafe tempat Venus bekerja. Dia meraih handphonnya dari dalam saku celananya. Dan membuka fitur contac, mencari nama contac Sandra. Sebelum Venus menekan tombol hijau, Venus melihat jam yang ada di sudut kanan handphonenya, sudah menunjukan pukul 22:00, “Udah larut, dia pasti udah tidur,” ucap Venus dalam hati, dan menghentikan niatnya untuk menghubungi cewek yang bermukim Di kota Surabaya.
***
Sinar mentari menyinari kamar Venus, dan membuat Venus terbangun dari mimpinya semalem. Venus meraih handphonya, entah dalam keadaan sadar atau tidak, Venus kembali mencari nomor contac yang bertuliskan nama Sandra, dan langsung menekan tombol hijau.
“Hallo” terdengar suara seorang cewek yang begitu lembut, percaya nggak percaya suara cewek itu membuat jantung Venus berdetak nggak karuan. Dengan sedikit canggung Venus membalas, “Hallo” , “maaf siapa ya?” Venus mendengar pertanyaan cewek itu, tapi masih juga belum menjawab. Terdiam beberapa saat akhirnya Venus menjawab pertannyaan cewek diseberang sana, “Gue Venus, sahabatnya Davion, lo Sandra kan?” Venus balik bertanya pada cewek itu, “Iya gue Sandra, Oo iya salam kenal ya Venus,”ujar cewek itu dengan sopan. Mereka mengobrol sampai setengah jam.
Venus duduk di kantin kampus, terdiam beberapa saat, dan tiba-tiba tersenyum mengingat pembicaraanya dengan cewek tadi, suara cewek itu benar-benar membuat jantung Venus masih berdetak nggak karuan. Lama Venus nggak kayak gini, semenjak Gladis, cewek yang benar-benar membuat hidupnya berwarna, pergi untuk selamanya.
Perceraian kedua orang tuanya dan juga kepergian pacarnya akibat kecelakaan, sangat membuat Venus terpukul, dan semuaitu yang membuat Venus berubah total.
Kadang Venus menyalahkan dirinya sendiri, kecelakaan yang terjadi tiga tahun lalu, akibat kecerobohan Venus sendiri.
Hari itu Gladis, benar-benar tidak ingin ikut naik motor bareng Venus saat Venus akan balapan liar. Tapi Venus mohon-mohon agar Gladis mau ikut denganya, dan merasakan kebebasan saat mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Tapi apa yang terjadi, kecelakaan yang akhirnya merenggut nyawa Gladis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar